Hubungan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan
dengan Pelatihan
OLEH
:
NAMA
: I NYOMAN SURYA DWI ANDIKA (12)
KLS : II D
NIM : 2011.IV.1.0104
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( IKIP ) PGRI BALI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DENPASAR
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Hubungan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan dengan Pelatihan. Makalah ini di buat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kesegaran Jasmani.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat terutama bagi penulis
dan pembaca pada umumnya. akhirnya kepada Tuhan jugalah semuanya penulis
kembalikan.
Denpasar, 11 April 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan
Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kesegaran Jasmani......................................................... 3
2.2.
Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas
Kerja................. 5
2.3. Pembinaan Kesegaran Jasmani......................................................... 7
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 10
3.1
Kesimpulan.......................................................................................... 10
3.2
Saran.................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk dapat memahami
sejauh mana, erat hubungan pengertian kesehatan dan kesegaran jasmani, maka
perlu kiranya terlebih dahulu dikemukakan batasan-batasan sehat ( kesehatan )
menurut undang-undang di Indonesia, yang berbunyi:
“Yang dimaksud dengan kesehatan
dalam undang-undang ini ialah meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial,
dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacad dan kelemahan”
Adapun
kesehatan rohani (kesehatan mental) menurut faham kedokteran pada waktu
sekarang, ialah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang-orang lain.
Kesehatan
sosial ialah perikehidupan didalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap
warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan
sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja,
beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. Jelas kiranya bahwa
pengertian sehat adalah bersifat menyeluruh, menyangkut segala aspek manusia sebagai
makhluk psikososiosomatis, suatu kebulatan antara jiwa raga dan lingkungannya.
Pengertian Sehat
Dalam
rangkaian pengetahuan fisiologi olahraga, pengertian sehat nanti hanya akan
dikemukakan terutama dalam hubungannya dengan fungsi alat-alat tubuh saja dalam
dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung terlaksananya kegiatan jasmani yang
diperlukan. Soedjatmo Soemowardojo menyatakan bahwa sehat menurut ilmu faal, adalah normalnya fungsi alat-alat tubuh. Oleh karena fungsi alat-alat
tubuh berubah-ubah antara keadaan istirahat dan kerja maksimal seseorang, maka
sehat ditinjau dari segi ilmu faal dapat dibagi dalam dua tingkat:
- Sehat statis : keadaan dimana fungi alat-alat tubuh dalam keadaan normal pada waktu istirahat.
- Sehat dinamis : keadaan dimana organ-organ tubuh berfungsi normal pada waktu melakukan kerja.
Orang yang sehat dinamis
adalah juga sehat statis, tetapi yang sehat statis belum tentu sehat dinamis. Contoh: Pada
penderita penyakit jantung yang belum parah gejala akan tampak apabila orang
tersebut melakukan aktivitas.
Jelas
bahwa seseorang yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu melayani dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada saat istirahat saja,
atau dikatakan pula hanya dalam keadaan sehat statis saja adalah sangat tidak
produktif. Lain halnya pada seseorang yang dalam keadaan sehat dinamis, akan
dapat menyesuakan dengan tuntutan jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja
sangat bervariasi antara kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat
dinamis adalah merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah antara
keadaan istirahat dan keadaan kerja maksimal seseorang.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana
upaya untuk mencegah terjadinya cidera yang tidak diinginkan dengan hubungan
kesegaran jasmani dan kesehatan dengan pelatihan ?
1.3
Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui bagaimanakah upaya untuk mencegah terjadinya cidera yang tidak
diinginkan dengan cara megkaitkan kesegaran jasmani dan kesehatan dengan
pelatihan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani
Secara
harfiah physical fitness berarti kesesuaian fisik atau kecocokan jasmani. Dan
hal yang harus sesuai dan dicocoki ialah tugas-tugasnya, yang dalam
penunaiannya tergantung dari aspek-aspek jasmaniah dan rokhaniah individu
bersangkutan. Misalnya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya
diperlukan kesesuaikan bentuk tubuh cabang olahraga bersangkutan, efektivitas
organ-organnya untuk cabang olahraga tersebut, dan pandangan atau sikap
individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Sehingga timbullah istilah:
-
anatomical
fitness
-
physiological
fitness
-
psychological
fitness.
Seseorang dikatakan
mempunyai anatomical fitness untuk melakukan suatu usaha/kegiatan, apabila ia
memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan
mempunyai physiological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia dapat
melakukannya dengan tangkas dan dapat pulih (recovery) kembali dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai
akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot, ketangkasan
dan daya tahan walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara
singkat physiological fitness ialah kemampuan tubuh untuk berfungsi secara
optimal.
Seseorang
dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila
ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar
yang memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa yang tidak menyenangkan, rasa sakit dan
sebagainya sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan tersebut.
Profesor
Soetarman mengemukakan definisi kesegaran jasmani yang kiranya sudah cukup
dapat dipakai sebagai sebagai pedoman dalam menghadapi kesimpang-siuran
pengertian physical fitness tersebut diatas sebagai berikut:
“Kesegaran
jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi kesanggupan kepada seseorang
untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada
tiap-tiap pembebanan fisik (Physical
stress) yang layak”
Berat
tugas fisik pada seseorang adalah sangat individual, dan tergantung pada tugas
pekerjaan masing-masing. Misalnya berat tugas fisik karyawan adsministrasi
tentu berbeda dengan karyawan produksi, berbeda dengan staf ahli, berbeda
dengan olahragawan dan sebagainya. Semakin berat tugas fisik yang harus
dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.
Menurut
Soedjatmo Soemowerdoyo (1984) kesegaran jasmani
(physical fitness) lebih bertitik
berat pada physiological fitness: yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan
fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan
lingkungan (ketinggian, kelembaban, suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup
efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatf dan telah mengalami pemulihan
yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok harinya.
Dari pengertian tersebut
diatas dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya “physiological fitness” adalah
derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang
tersebut, sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah suatu pengertian yang
bersifat relatif.
Menambah
kesegaran jasmani, berarti mengadakan latihan; dan latihan jasmani berarti
menambah kekuatan otot dan daya tahan. Dengan bertambahnya kekuatan otot, sikap
tubuh menjadi lebih baik, orang dapat lebih lama berdiri tanpa jatuh pingsan
dan kemungkinan pembesaran vena-vena di tungkai (varices) berkurang. Dengan meningkatnya
kapilarisasi (bertambahnya pembuluh-pembuluh kapiler yang aktif) di dalam otot
jantung, sebagai latihan terhadap daya tahan, akan mengurangi kemungkinan mendapatkan
serangan jantung (penyakit jantung iskemik).
Pada
hakekatnya kesegaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang
terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu, dan
menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik.
Kita mengetahui bahwa
untuk dapat melakukan sesuatu kerja diperlukan kondisi jiwa dan raga yang
sepadan dengan tingkat kerja itu. Bagi seorang karyawan kantor misalnya,
diperlukan kerja fisik dan mental yang berlainan daripada seorang pengemudi dan
ia akan mempunyai kondisi yang berlainan pula dibandingkan pesilat terlatih.
Jadi untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan kondisi dan sarat faal yang
sepadan sehingga kesegaran jasmani adalah derajat sehat yang sesuai dengan
beratnya tugas fisik yang harus dilakukan seseorang. Dengan demikian maka
kesegaran jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh
untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran jasmani
didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi tubuh, dan unsur kerja.
Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam keadaan normal tanpa ada gangguan
seperti sakit demam, cedera otot dan lain-lain yang mengganggu aktivitas tubuh.
Sesuai
bagi tubuh diartikan sebagai suatu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri atau
mengadaptasikan diri sedemikian rupa terhadap kerja, sehingga tidak lekas lelah
dan dapat tetap aktif melaksanakan tugasnya sampai tua.
Sedangkan
kerja , latihan pada hakekatnya merupakan peningkatan dari proses-proses faal
dan biokimia sebagai jawaban terhadap meningkatnya tuntutan yang dibebankan
kepada organ-organ tubuh, maupun seluruh system tubuh kita.
Selain
daripada itu perlu diperhatikan bahwa didalam proses kehidupan, tubuh kita
selain harus mempunyai kondisi fisik dan mental yang sesuai untuk pekerjaannya,
juga harus mampu dan cepat dapat mengadakan readaptasi terhadap setiap kondisi
kerja yang berubah. Jadi diperlukan suatu tenaga cadangan fisik maupun mental
yang baik sehingga gairah untuk menyelesaikan pekerjaan yang meningkat dapat
terjamin. Kesegaran jasmani seperti diuraikan ini merupakan kesegaran jasmani
faali, yaitu terbentuknya tenaga cadangan pada organ-organ tubuh maupun system-sistem
tubuh, sehingga manusia sebagai suatu keseluruhan sanggup dan siap untuk
melakukan tugas-tugas yang diharapkan darinya.
Menurut Dangsina
Moeloek, dari segi ilmu faal kesegaran
jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang
diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dalam
bidang olahraga, untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya kesegaran jasmani
yang tinggi (baik) pada olahragawan merupakan syarat mutlak yang tidak boleh
diabaikan. Adanya tingkat kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan
penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.
2.2 Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas Kerja
Dari
uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengertian kesehatan secara fisiologis dan
kesegaran jasmani saling mengisi, sehingga dapatlah kiranya secara mendasar
dikatakan sama. Hal ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
- Kesegaran jasmani dimiliki oleh semua orang baik yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang rendah.
- Pembinaan/peningkatan kesegaran jasmani berarti pembinaan/peningkatan derajat sehat dan kemampuan kerja fisik.
- Kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat berarti derajat sehat yang dimiliki lebih tinggi.
- Derajat sehat yang lebih tinggi dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat.
Mulai dari derajat sehat
yang paling rendah yaitu sehat statis, sampai derajat sehat yang paling tinggi
misalnya seorang olahragawan yang baru saja merebut piala dunia, masing-masing
harus dilandasi oleh tingkat kesegaran jasmani yang sepadan pula. Memang
kesegaran jasmani merupakan modal utama dalam kehidupan manusia; apakah orang
tersebut sebagai olahragawan, ABRI,
pekerja kasar, pekerja sedang, maupun pekerja ringan seperti pelajar dan
mahasiswa.
Kesegaran jasmani yang
tinggi yang berarti pula derajat sehat yang tinggi pasti akan menunjang
kenaikan angka hadir pada kantor-kantor, kuliah-kuliah maupun praktikum dan
praktek lapangan, karena adanya penurunan angka/kemungkinan sakit.
Begitu pula bagi para karyawan
maupun para pekerja dengan skill ( ketrampilan ) yang sama dan factor-faktor
lainpun sama, maka peningkatan kesegaran jasmani akan dapat berkembang seirama
dengan peningkatan prestasi kerja. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya
factor kelelahan maupun angka sakit.
Pada
kerja berat yang kira-kira memerlukan energi lebih dari 450 Kalori/jam, faktor
kemampuan fisik merupakan hal yang paling dominan dalam menentukan prestasi
kerja, dan untuk ini sangat dibutuhkan tingkat kesegaran jasmani yang cukup
tinggi. Sebab tingkat kesegaran jasmani yang tinggi ini merupakan jaminan untuk
mampu melakukan kerja berat dalam waktu yang lama, tanpa timbul kelelahan yang
berarti dan timbul gangguan kesehatan.
Kerja
ringan yang kira-kira memerlukan energi kurang dari 300 Kalori/jam, disini
intensitas pembebanan fisik tidak berat, akan tetapi mungkin membutuhkan kerja
otak yang lebih berat. Bagi pekerja ringan ini perlu dilakukan suatu program
latihan fisik untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani, sebab
biasanya pekerja-pekerja ringan pada hakekatnya kurang bergerak, sehingga mudah
terjadi gangguan kesehatan akibat hipokinesis tersebut.
2.3 Pembinaan Kesegaran Jasmani
Setelah
difahami hubungan antara kesegaran jasmani dan prestasi kerja, termasuk pula
prestasi belajar belajar sebagai kerja fisik ringan dengan kerja otak yang
berat, begitu pula peranan kesegaran jasmani dan keadaan sehat dinamis terhadap
usaha mempertinggi prestasi kerja, maka sekarang t6imbullah masalah pokok baru
yang perlu digarap yaitu:
“Bagaimana mempertinggi kesegaran
jasmani dan kemudian bagaimana mempertahankan derajat kesegaran jasmani yang
sudah baik itu”
Untuk
ini perlu dipelajari unsur-unsur apa saja yang sekiranya ikut menentukan
kesegaran jasmani. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa ada sepuluh unsur
kesegaran jasmani yang dititik beratkan pada fisiologi olahraga yaitu:
1.
daya
tahan terhadap penyakit
2.
kekuatan
dan daya tahan otot
3.
daya
tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan
4.
daya
otot
5.
kelentukan
6.
kelincahan
melakukan perubahan arah
7.
kecepatan
8.
koordinasi
9.
keseimbangan
10.
ketepatan
Giam dan Teh
membedakan antara kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan yang
berkaitan dengan performance (penampilan). Kesegaran jasmani yang berkaitan
dengan kesehatan terdiri atas:
1. Kesegaran jantung paru dan peredaran
darah
2. Lemak tubuh
3. Kekuatan otot
4. Fleksibilitas
Komponen kesegaran ini membantu
mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit degeneratif dan keadaan
yang berhubungan dengan inaktivitas fisik. Sedangkan usur-unsur yang
berhubungan dengan performance adalah:
- Daya tahan otot
- Kelincahan
- Ketangkasan
- Kecepatan
- Tenaga ledak (power)
- Keseimbangan
Dengan mengemukakan
unsur-unsur tersebut diatas, tidaklah berarti bahwa semua orang harus memiliki
dan mengembangkan secara sempurna kesepuluh unsur tersebut, tetapi tergantung
kepada kebutuhan dan pekerjaan masing-masing. Tiap manusia memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Karena jantung, peredaran darah dan pernafasan
secara langsung menyangkut tingkat kesehatan seseorang. Kenneth H Cooper berpendapat bahwa unsur-unsur daya tahan jantung,
peredaran darah dan pernafasan merupakan hal yang paling penting. Karena itulah
maka pada umumnya melakukan usaha peningkatan dan pemeliharaan kesegaran
jasmani, akan menggunakan program-program erobik dari Kennethh Cooper.Memang
sistem jantung, peredaran darah dan pernafasan adalah alat utama dan penyalur
dari segala unsur yang diperlukan tubuh. Terutama Oksigen yang berfungsi untuk
pembakaran pada proses pengolahan zat-zat makanan dalam tubuh, sehingga dapat
menghasilkan energi yang diperlukan.
Mengingat
Oksigen tidak dapat disimpan sebagai persediaan di dalam tubuh seperti zat-zat
makanan, maka di waktu kita harus melakukan kerja jasmani yang lama dan berat,
pernafasan harus pula dipergiat untuk memperoleh cukup Oksigen. Melalui aliran
darah, oksigen dibawa kesemua daerah-daerah tempat penyimpanan zat-zat makanan,
agar dapat terwujud pembakaran yang menghasilkan cukup energi bagi kerja
jasmani tersebut.
Pada
pekerjaan sehari-hari pada umumnya orang tidak akan kekurangan energi, tetapi
bila pekerjaan bertambah berat dan berlangsung lama, belum tentu semua orang
akan dapat menyelesaikannya. Hal ini disebabkan karena kemampuan untuk
menyalurkan oksigen sangat terbatas dan tidak sama tingkatnya bagi semua orang.
Sehingga akan kita jumpai perbedaan antara orang tua dan anak muda tentang
kesegaran jasmaninya. Dari uraian ini jelaslah bahwa cara yang terbaik untuk
membina kesegaran jasmani ialah melakukan latihan-latihan fisik, yang memaksa
tubuh menyalurkan oksigen bagi proses pembangkitan energi.
Dalam
usaha peningkatan dan pemeliharaan kesegaran jasmani pada umumnya kita menempuh
dua tahap.
- Melakukan test kesegaran jasmani seseorang.
- Menjalankan program latihan fisik yang sesuai dengan status kesegaran jasmani tersebut.
Pada umumnya hasil test
kesegaran jasmani dapat dibagi menjadi dua kelompok:
- Segar: disini termasuk tingkat kesegaran jasmani baik sekali dan baik.
2. Tidak segar: disini termasuk tingkat
kesegaran jasmani sedang, kurang dan sangat kurang.
Bagi mereka yang
tergolong segar, maka yang perlu dilakukan adalah menjalankan program latihan
pemeliharaan agar tingkat kesegaran
jasmani juga tetap dapat dipertahankan. Bagi mereka yang tergolong tidak segar,
ini berarti bahwa tingkat kesegaran jasmaninya perlu dinaikkan, yaitu dengan
melakukan program latihan permulaan (starting program) dan kemudian dilanjutkan
dengan program latihan kondisi (conditioning program). Setelah menyelesaikan
latihan kondisi maka kesegaran jasmani yang sudah meningkat ini perlu
dipelihara dengan melakukan program pemeliharaan.
Perlu
diingat bahwa pada dasarnya tes kesegaran jasmani adalah pemberian beban kerja.
Dengan memeriksa dan memonitor reaksi denyut jantung terhadap beban kerja ini
dapat diketahui besar kecilnya status kesegaran jasmani. Karena kegiatan ini
menyangkut langsung organ jantung yang sangat vital maka perlu sekali diadakan
pemeriksaan kesehatan oleh dokter sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
dapat di simpulkan sebagai berikut :
1.
kesegaran
jasmani dan kesehatan erat kaitanya dengan pelatihan pelatihan. “Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh
yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang
produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik (Physical stress) yang layak”
2.
“physiological
fitness” adalah derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus
dilakukan oleh orang tersebut, sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah
suatu pengertian yang bersifat relative
3.
kesegaran
jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh untuk
melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran jasmani
didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi tubuh, dan unsur
kerja. Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam keadaan normal tanpa ada
gangguan seperti sakit demam, cedera otot dan lain-lain yang mengganggu
aktivitas tubuh.
3.2 Saran
Adapun saran yang perlu penulis sampaikan adalah:
1)
Diharapkan
para guru memberikan pelatihan pelatihan sesuai dengan perkembangannya
2)
Diharapkan para guru memberikan pengarahan tentang pelatihan pelatihan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/65057110/25/Latihan-Kebugaran-Jasmani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar