Selasa, 18 Desember 2012

Hubungan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan dengan Pelatihan



Hubungan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan dengan Pelatihan


OLEH :

NAMA : I NYOMAN SURYA DWI ANDIKA (12)
KLS : II D
NIM : 2011.IV.1.0104


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( IKIP ) PGRI BALI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DENPASAR
TAHUN 2012





KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Hubungan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan dengan Pelatihan. Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kesegaran Jasmani.
          Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
          Semoga makalah ini bisa bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya. akhirnya kepada Tuhan jugalah semuanya penulis kembalikan.



Denpasar,  11 April  2012
                                                                                               
                                                                                                Penulis










DAFTAR ISI

                                                                                                                        Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................            ....        i
DAFTAR ISI......................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................       1
1.1  Latar Belakang...................................................................................       1
1.2  Rumusan Masalah...............................................................................      2
1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................      2

BAB II            PEMBAHASAN....................................................................................       3
            2.1. Pengertian Kesegaran Jasmani.........................................................        3
            2.2. Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas Kerja.................        5
            2.3. Pembinaan Kesegaran Jasmani.........................................................        7
BAB III PENUTUP.............................................................................................      10
            3.1 Kesimpulan..........................................................................................     10
            3.2 Saran....................................................................................................     10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................     11

 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat memahami sejauh mana, erat hubungan pengertian kesehatan dan kesegaran jasmani, maka perlu kiranya terlebih dahulu dikemukakan batasan-batasan sehat ( kesehatan ) menurut undang-undang di Indonesia, yang berbunyi:
“Yang dimaksud dengan kesehatan dalam undang-undang ini ialah meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacad dan kelemahan”
            Adapun kesehatan rohani (kesehatan mental) menurut faham kedokteran pada waktu sekarang, ialah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain.
            Kesehatan sosial ialah perikehidupan didalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya. Jelas kiranya bahwa pengertian sehat adalah bersifat menyeluruh, menyangkut segala aspek manusia sebagai makhluk psikososiosomatis, suatu kebulatan antara jiwa raga dan lingkungannya.
           
Pengertian Sehat
            Dalam rangkaian pengetahuan fisiologi olahraga, pengertian sehat nanti hanya akan dikemukakan terutama dalam hubungannya dengan fungsi alat-alat tubuh saja dalam dalam melaksanakan tugasnya untuk mendukung terlaksananya kegiatan jasmani yang diperlukan. Soedjatmo Soemowardojo menyatakan bahwa sehat menurut ilmu faal, adalah normalnya fungsi alat-alat tubuh. Oleh karena fungsi alat-alat tubuh berubah-ubah antara keadaan istirahat dan kerja maksimal seseorang, maka sehat ditinjau dari segi ilmu faal dapat dibagi dalam dua tingkat:
  1. Sehat statis : keadaan dimana fungi alat-alat tubuh dalam keadaan normal pada waktu istirahat.
  2. Sehat dinamis : keadaan dimana organ-organ tubuh berfungsi normal pada waktu melakukan kerja.
Orang yang sehat dinamis adalah juga sehat statis, tetapi yang sehat statis  belum tentu sehat dinamis. Contoh: Pada penderita penyakit jantung yang belum parah gejala akan tampak apabila orang tersebut melakukan aktivitas.
            Jelas bahwa seseorang yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu melayani dan menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada saat istirahat saja, atau dikatakan pula hanya dalam keadaan sehat statis saja adalah sangat tidak produktif. Lain halnya pada seseorang yang dalam keadaan sehat dinamis, akan dapat menyesuakan dengan tuntutan jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja sangat bervariasi antara kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat dinamis adalah merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah antara keadaan istirahat dan keadaan kerja maksimal seseorang.


1.2 Rumusan Masalah

            Bagaimana upaya untuk mencegah terjadinya cidera yang tidak diinginkan dengan hubungan kesegaran jasmani dan kesehatan dengan pelatihan ?

1.3 Tujuan Penulisan

      Untuk mengetahui bagaimanakah upaya untuk mencegah terjadinya cidera yang tidak diinginkan dengan cara megkaitkan kesegaran jasmani dan kesehatan dengan pelatihan









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani
            Secara harfiah physical fitness berarti kesesuaian fisik atau kecocokan jasmani. Dan hal yang harus sesuai dan dicocoki ialah tugas-tugasnya, yang dalam penunaiannya tergantung dari aspek-aspek jasmaniah dan rokhaniah individu bersangkutan. Misalnya untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan kesesuaikan bentuk tubuh cabang olahraga bersangkutan, efektivitas organ-organnya untuk cabang olahraga tersebut, dan pandangan atau sikap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Sehingga timbullah istilah:
-          anatomical fitness
-          physiological fitness
-          psychological fitness.
Seseorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan suatu usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota tubuh yang diperlukan untuk melakukan kegiatan itu.
Seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia dapat melakukannya dengan tangkas dan dapat pulih (recovery) kembali  dengan cepat dari keadaan yang timbul sebagai akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kekuatan otot, ketangkasan dan daya tahan walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat physiological fitness ialah kemampuan tubuh untuk berfungsi secara optimal.
            Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness untuk melakukan suatu kegiatan, bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar yang memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa  yang tidak menyenangkan, rasa sakit dan sebagainya sebagai akibat dari berlangsungnya kegiatan tersebut.
            Profesor Soetarman mengemukakan definisi kesegaran jasmani yang kiranya sudah cukup dapat dipakai sebagai sebagai pedoman dalam menghadapi kesimpang-siuran pengertian physical fitness tersebut diatas sebagai berikut:
“Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik  (Physical stress) yang layak”
            Berat tugas fisik pada seseorang adalah sangat individual, dan tergantung pada tugas pekerjaan masing-masing. Misalnya berat tugas fisik karyawan adsministrasi tentu berbeda dengan karyawan produksi, berbeda dengan staf ahli, berbeda dengan olahragawan dan sebagainya. Semakin berat tugas fisik yang harus dilakukannya, makin tinggi pula kesegaran jasmani yang harus dimilikinya.
            Menurut Soedjatmo Soemowerdoyo (1984) kesegaran jasmani  (physical fitness)  lebih bertitik berat pada physiological fitness: yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembaban, suhu, dan sebagainya)  dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreatf dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama pada esok harinya.
Dari pengertian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa pada dasarnya “physiological fitness” adalah derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang tersebut, sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah suatu pengertian yang bersifat relatif.
            Menambah kesegaran jasmani, berarti mengadakan latihan; dan latihan jasmani berarti menambah kekuatan otot dan daya tahan. Dengan bertambahnya kekuatan otot, sikap tubuh menjadi lebih baik, orang dapat lebih lama berdiri tanpa jatuh pingsan dan kemungkinan pembesaran vena-vena di tungkai (varices) berkurang. Dengan meningkatnya kapilarisasi (bertambahnya pembuluh-pembuluh kapiler yang aktif) di dalam otot jantung, sebagai latihan terhadap daya tahan, akan mengurangi kemungkinan mendapatkan serangan jantung (penyakit jantung iskemik).
            Pada hakekatnya kesegaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu, dan menggambarkan derajat sehat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik.
Kita mengetahui bahwa untuk dapat melakukan sesuatu kerja diperlukan kondisi jiwa dan raga yang sepadan dengan tingkat kerja itu. Bagi seorang karyawan kantor misalnya, diperlukan kerja fisik dan mental yang berlainan daripada seorang pengemudi dan ia akan mempunyai kondisi yang berlainan pula dibandingkan pesilat terlatih. Jadi untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan kondisi dan sarat faal yang sepadan sehingga kesegaran jasmani adalah derajat sehat yang sesuai dengan beratnya tugas fisik yang harus dilakukan seseorang. Dengan demikian maka kesegaran jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran jasmani didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi tubuh, dan unsur kerja. Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam keadaan normal tanpa ada gangguan seperti sakit demam, cedera otot dan lain-lain yang mengganggu aktivitas tubuh.
            Sesuai bagi tubuh diartikan sebagai suatu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri atau mengadaptasikan diri sedemikian rupa terhadap kerja, sehingga tidak lekas lelah dan dapat tetap aktif melaksanakan tugasnya sampai tua.
            Sedangkan kerja , latihan pada hakekatnya merupakan peningkatan dari proses-proses faal dan biokimia sebagai jawaban terhadap meningkatnya tuntutan yang dibebankan kepada organ-organ tubuh, maupun seluruh system tubuh kita.
            Selain daripada itu perlu diperhatikan bahwa didalam proses kehidupan, tubuh kita selain harus mempunyai kondisi fisik dan mental yang sesuai untuk pekerjaannya, juga harus mampu dan cepat dapat mengadakan readaptasi terhadap setiap kondisi kerja yang berubah. Jadi diperlukan suatu tenaga cadangan fisik maupun mental yang baik sehingga gairah untuk menyelesaikan pekerjaan yang meningkat dapat terjamin. Kesegaran jasmani seperti diuraikan ini merupakan kesegaran jasmani faali, yaitu terbentuknya tenaga cadangan pada organ-organ tubuh maupun system-sistem tubuh, sehingga manusia sebagai suatu keseluruhan sanggup dan siap untuk melakukan tugas-tugas yang diharapkan darinya.
 Menurut Dangsina Moeloek, dari segi ilmu faal kesegaran jasmani diartikan kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dalam bidang olahraga, untuk mencapai prestasi yang tinggi, adanya kesegaran jasmani yang tinggi (baik) pada olahragawan merupakan syarat mutlak yang tidak boleh diabaikan. Adanya tingkat kesegaran jasmani yang tinggi akan dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.



2.2 Kesegaran Jasmani, Kesehatan dan Produktivitas Kerja
            Dari uraian-uraian diatas jelaslah bahwa pengertian kesehatan secara fisiologis dan kesegaran jasmani saling mengisi, sehingga dapatlah kiranya secara mendasar dikatakan sama. Hal ini dapat diungkapkan sebagai berikut:
  1. Kesegaran jasmani dimiliki oleh semua orang baik yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang tinggi maupun yang mempunyai derajat sehat yang rendah.
  2. Pembinaan/peningkatan kesegaran jasmani berarti pembinaan/peningkatan derajat sehat dan kemampuan kerja fisik.
  3. Kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat berarti derajat sehat yang dimiliki lebih tinggi.
  4. Derajat sehat yang lebih tinggi dicerminkan oleh kemampuan melakukan kerja fisik yang lebih berat.
Mulai dari derajat sehat yang paling rendah yaitu sehat statis, sampai derajat sehat yang paling tinggi misalnya seorang olahragawan yang baru saja merebut piala dunia, masing-masing harus dilandasi oleh tingkat kesegaran jasmani yang sepadan pula. Memang kesegaran jasmani merupakan modal utama dalam kehidupan manusia; apakah orang tersebut sebagai olahragawan, ABRI, pekerja kasar, pekerja sedang, maupun pekerja ringan seperti pelajar dan mahasiswa.
Kesegaran jasmani yang tinggi yang berarti pula derajat sehat yang tinggi pasti akan menunjang kenaikan angka hadir pada kantor-kantor, kuliah-kuliah maupun praktikum dan praktek lapangan, karena adanya penurunan angka/kemungkinan sakit.
Begitu pula bagi para karyawan maupun para pekerja dengan skill ( ketrampilan ) yang sama dan factor-faktor lainpun sama, maka peningkatan kesegaran jasmani akan dapat berkembang seirama dengan peningkatan prestasi kerja. Hal ini dapat disebabkan karena berkurangnya factor kelelahan maupun angka sakit.
            Pada kerja berat yang kira-kira memerlukan energi lebih dari 450 Kalori/jam, faktor kemampuan fisik merupakan hal yang paling dominan dalam menentukan prestasi kerja, dan untuk ini sangat dibutuhkan tingkat kesegaran jasmani yang cukup tinggi. Sebab tingkat kesegaran jasmani yang tinggi ini merupakan jaminan untuk mampu melakukan kerja berat dalam waktu yang lama, tanpa timbul kelelahan yang berarti dan timbul gangguan kesehatan.
            Kerja ringan yang kira-kira memerlukan energi kurang dari 300 Kalori/jam, disini intensitas pembebanan fisik tidak berat, akan tetapi mungkin membutuhkan kerja otak yang lebih berat. Bagi pekerja ringan ini perlu dilakukan suatu program latihan fisik untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani, sebab biasanya pekerja-pekerja ringan pada hakekatnya kurang bergerak, sehingga mudah terjadi gangguan kesehatan akibat hipokinesis tersebut.


2.3 Pembinaan Kesegaran Jasmani
            Setelah difahami hubungan antara kesegaran jasmani dan prestasi kerja, termasuk pula prestasi belajar belajar sebagai kerja fisik ringan dengan kerja otak yang berat, begitu pula peranan kesegaran jasmani dan keadaan sehat dinamis terhadap usaha mempertinggi prestasi kerja, maka sekarang t6imbullah masalah pokok baru yang perlu digarap yaitu:
               “Bagaimana mempertinggi kesegaran jasmani dan kemudian bagaimana mempertahankan derajat kesegaran jasmani yang sudah baik itu”
            Untuk ini perlu dipelajari unsur-unsur apa saja yang sekiranya ikut menentukan kesegaran jasmani. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa ada sepuluh unsur kesegaran jasmani yang dititik beratkan pada fisiologi olahraga yaitu:
1.              daya tahan terhadap penyakit
2.              kekuatan dan daya tahan otot
3.              daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan
4.              daya otot
5.              kelentukan
6.              kelincahan melakukan perubahan arah
7.              kecepatan
8.              koordinasi
9.              keseimbangan
10.          ketepatan
      Giam dan Teh membedakan antara kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance (penampilan). Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan terdiri atas:
1.      Kesegaran jantung paru dan peredaran darah
2.      Lemak tubuh
3.      Kekuatan otot
4.      Fleksibilitas
Komponen kesegaran ini membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit degeneratif dan keadaan yang berhubungan dengan inaktivitas fisik. Sedangkan usur-unsur yang berhubungan dengan performance adalah:
  1. Daya tahan otot
  2. Kelincahan
  3. Ketangkasan
  4. Kecepatan
  5. Tenaga ledak (power)
  6. Keseimbangan
Dengan mengemukakan unsur-unsur tersebut diatas, tidaklah berarti bahwa semua orang harus memiliki dan mengembangkan secara sempurna kesepuluh unsur tersebut, tetapi tergantung kepada kebutuhan dan pekerjaan masing-masing. Tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena jantung, peredaran darah dan pernafasan secara langsung menyangkut tingkat kesehatan seseorang. Kenneth H Cooper berpendapat bahwa unsur-unsur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan merupakan hal yang paling penting. Karena itulah maka pada umumnya melakukan usaha peningkatan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, akan menggunakan program-program erobik dari Kennethh Cooper.Memang sistem jantung, peredaran darah dan pernafasan adalah alat utama dan penyalur dari segala unsur yang diperlukan tubuh. Terutama Oksigen yang berfungsi untuk pembakaran pada proses pengolahan zat-zat makanan dalam tubuh, sehingga dapat menghasilkan energi yang diperlukan.
            Mengingat Oksigen tidak dapat disimpan sebagai persediaan di dalam tubuh seperti zat-zat makanan, maka di waktu kita harus melakukan kerja jasmani yang lama dan berat, pernafasan harus pula dipergiat untuk memperoleh cukup Oksigen. Melalui aliran darah, oksigen dibawa kesemua daerah-daerah tempat penyimpanan zat-zat makanan, agar dapat terwujud pembakaran yang menghasilkan cukup energi bagi kerja jasmani tersebut.     
            Pada pekerjaan sehari-hari pada umumnya orang tidak akan kekurangan energi, tetapi bila pekerjaan bertambah berat dan berlangsung lama, belum tentu semua orang akan dapat menyelesaikannya. Hal ini disebabkan karena kemampuan untuk menyalurkan oksigen sangat terbatas dan tidak sama tingkatnya bagi semua orang. Sehingga akan kita jumpai perbedaan antara orang tua dan anak muda tentang kesegaran jasmaninya. Dari uraian ini jelaslah bahwa cara yang terbaik untuk membina kesegaran jasmani ialah melakukan latihan-latihan fisik, yang memaksa tubuh menyalurkan oksigen bagi proses pembangkitan energi.
            Dalam usaha peningkatan dan pemeliharaan kesegaran jasmani pada umumnya kita menempuh dua tahap.
  1. Melakukan test kesegaran jasmani seseorang.
  2. Menjalankan program latihan fisik yang sesuai dengan status kesegaran jasmani tersebut.
Pada umumnya hasil test kesegaran jasmani dapat dibagi menjadi dua kelompok:
  1. Segar: disini termasuk tingkat kesegaran jasmani baik sekali dan baik.
2.       Tidak segar: disini termasuk tingkat kesegaran jasmani sedang, kurang dan sangat kurang.
Bagi mereka yang tergolong segar, maka yang perlu dilakukan adalah menjalankan program latihan pemeliharaan  agar tingkat kesegaran jasmani juga tetap dapat dipertahankan. Bagi mereka yang tergolong tidak segar, ini berarti bahwa tingkat kesegaran jasmaninya perlu dinaikkan, yaitu dengan melakukan program latihan permulaan (starting program) dan kemudian dilanjutkan dengan program latihan kondisi (conditioning program). Setelah menyelesaikan latihan kondisi maka kesegaran jasmani yang sudah meningkat ini perlu dipelihara dengan melakukan program pemeliharaan.
            Perlu diingat bahwa pada dasarnya tes kesegaran jasmani adalah pemberian beban kerja. Dengan memeriksa dan memonitor reaksi denyut jantung terhadap beban kerja ini dapat diketahui besar kecilnya status kesegaran jasmani. Karena kegiatan ini menyangkut langsung organ jantung yang sangat vital maka perlu sekali diadakan pemeriksaan kesehatan oleh dokter sebelumnya.
             









BAB III
PENUTUP

1.3 Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut :

1.      kesegaran jasmani dan kesehatan erat kaitanya dengan pelatihan pelatihan. “Kesegaran jasmani adalah aspek fisik menyeluruh yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik  (Physical stress) yang layak”
2.      “physiological fitness” adalah derajat sehat yang sesuai dengan tugas fisik yang harus dilakukan oleh orang tersebut, sehingga kesegaran jasmani sesungguhnya adalah suatu pengertian yang bersifat relative
3.      kesegaran jasmani diartikan sebagai tingkatan kesehatan yang sesuai bagi tubuh untuk melakukan pekerjaan tertentu. Dengan demikian di dalam kesegaran jasmani didapatkan tiga unsur yaitu unsur sehat, unsur sesuai bagi tubuh, dan unsur kerja. Unsur sehat berarti alat-alat tubuh dalam keadaan normal tanpa ada gangguan seperti sakit demam, cedera otot dan lain-lain yang mengganggu aktivitas tubuh.


3.2 Saran
Adapun saran yang perlu penulis sampaikan adalah:

1)      Diharapkan para guru memberikan pelatihan pelatihan sesuai dengan perkembangannya
2)      Diharapkan para guru memberikan pengarahan tentang pelatihan pelatihan yang baik dan benar.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/65057110/25/Latihan-Kebugaran-Jasmani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar